Sudah Selesai

Friday, May 19, 2006

Pak Im: "Sudah Selesai"

Kemarin pagi, aku terbangun dan dengan malas bangkit untuk melakukan kegiatan rutin.
Pukul delapan, meluncur aku ke Farmasi UGM untuk mencari metode penetapan kadar/aktivitas amylase dan protease serta Ca-pantothenat. Aku berencana untuk mengajak serta Nunung membantuku.

Sesampainya aku di Farmasi UGM, kutemui Nunung yang ternyata sibuk di kantornya di Lantai II Bagian Farmakologi. Lalu aku titip tas dan melanjutkan pencarianku ke perpus dan dibanu Mas Ali, Bu Wati dkk. Aku mendapatkan yang kuinginkan namun sepertinya tidak sempurna.

Melangkah ke agenda selanjutnya, aku mencari Pak Pardjan ke Lab MOLNAS dan tak kutemui, malah bertemu dengan Pak Ari dan berdiskusi tentang Kimia Komputasi. Dan, aku harus kembali ke Farmasi USD. Kuambil tas, dan bertemu Pak Im (Dekan pertama Farmasi USD, termasuk pendiri dan sekarang Kepala Bagian Farmakologi UGM) sedang keluar dari toilet. Kusapa seperti biasa, "Selamat pagi Pak Im!"dan Pak Im menjawab, "Pagi" dengan nada dan suara khas yang tidak akan bisa kutemui lagi sekarang. Saat itu aku langsung lihat arloji, dan seperti biasa aku harus dua kali karena yang pertama yang terbayang selalu Sieben, kusadari bahwa hari sudah siang sudah pukul sebelasan. Kuralat, "Ah, sudah siang koq pak", dan dijawab "he..he..he.." Pak Im dan aku pun berpisah. Aku ke lantai II dan Pak Im masuk ruang rapat Bagian Farmakologi. Kujumpai Nunung, sebentar becanda, dan liat e-mail kalau-kalau ada kabar dari StuNed.

Berjalan pulang, aku mampir ke ruang rapat Bagian Farmakologi untuk pamitan dengan mBa' Nita. Lalu aku dipanggil Pak Im yang dengan nada becanda memintaku pindah ke Bagian Farmakologi UGM. Saat itu pukul 11.30an. Aku baru sadar sekarang, itu permintaan terakhir Pak Im. Maaf Pak aku tidak tahu harus bagaimana menanggapinya.

Pak Im berpulang tak lama sesudah itu. Bagi Pak Im: Sudah selesai. Kami yang disini akan meneruskan perjuangan Bapak.

Selamat jalan Pak Im, sampaikan salam kami .....................

Saturday, May 13, 2006

Waisak Malam, Bulan Purnama di Tepi Pantai

Kehidupan terus berlanjut:

Sejak pagi
saat adikku berulang tahun ke-20,
aku hanya terbaring di tempat tidur menikmati setiap hembusan nafas sambil mulai lagi membaca ChinMi dari No. 1.

Lalu telepon bersering mengabarkan status Merapi sudah meningkat menjadi "Awas",
aku berlari-lari mengabarkan ini kepada Ayah untuk dikoordinasikan lebih lanjut.

Kemudian aku tenggelam lagi menghayati peran ChinMi
Hingga sore hari, asistenku datang untuk mengabarkan dan pamit untuk tidak bisa membantu acara seminar dan perkuliahan Minggu depan karena harus tes di Rangkas, Jakarta.

Lalu teringat kebiasaan lama,
bulan purnama di tepi pantai.
Aku mandi dan persiapan untuk berangkat ke pantai Depok.
Biasanya sih, kalau Waisak, aku ama Yudo ke Mendut, Muntilan.
Namun purnama ini aku ingin ke Depok dan pulang mampir Gereja dan Candi hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran.

Dan itulah yang terjadi,
sayang kadang-kadang purnama tersaput awan
dan aku tidak melihat rasi bintang Scorpio.

Oh ya, Rani dan pacarnya ikut
Selamat ulang tahun Rani.

Yogyakarta, 13 Mei 2006

Friday, May 12, 2006

"En, aku mencintaimu ....." (Kimia dan Cinta)

Buat Endro, maupun seluruh remaja atau anak baru gede (ABG) di dunia yang baru lulus SMA atau bahasa sono-nya High School merupakan saat yang menegangkan. Saat itulah segala sesuatu tentang karir masa depan ditentukan, katanya. Tapi bener kok, kalau lulus SMA kita dihadapkan banyak pilihan. Seperti kalau kita pilih-pilih makanan untuk disantap di sebuah restoran. Salah pilih berarti kita akan dapat makanan yang ndak sesuai selera dan bahkan bisa bikin mual. Masalahnya banyak anak lulusan SMA yang ndak tahu harus pilih apa yang sesuai dengan kemampuan perut dan selera mereka. Seperti kalau kita menghadiri sebuah jamuan makan di restoran Prancis yang menunya pakai bahasa Prancis dan tidak ada terjemahannya. Bayangkan! Pusing kan? Akhirnya, karena sudah ditunggu dan kita tidak sempat tanya atau malu bertanya sehingga kita asal pilih dan hasilnya bisa diduga, kalau pilihan kita sesuai selera dan perut pun cocok, ya jalan terus dan bisa berprestasi, kalau tidak sesuai selera namun perut masih cocok, mungkin masih bisa jalan meski terseok-seok meski mungkin masih dapat berprestasi kalau di tengah “santapan” bisa menyesuaikan diri, namun jika sudah tidak sesuai selera dan perut pun “mual” dapat dipastikan akan “muntah” gak sanggup lagi meneruskan atau mengundurkan diri (kalau terlalu kasar jika dibilang DO alias dropped out). Hal ini akan lain ceritanya kalau sebelum diajak memilih menu sudah bisa bahasa Prancis dan tahu budaya Prancis atau tidak malu bertanya pada yang tahu sehingga dapat memilih yang sesuai selera dan “cocok” dengan perut kita.

Endro, lengkapnya Endro Putra Iswahyudi, kebetulan sebelum lulus sudah tanya sana-sini sehingga dia memilih tempat yang tepat untuk mengekspresikan kesukaannya di bidang kimia. Endro memilih untuk kuliah di Fakultas Farmasi, di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, Universitas Selatan Djogja yang biasa disingkat USD. Mengapa farmasi? Katanya Endro suka kimia? Kok ga ambil kimia murni saja? Hal ini karena Endro lebih tertarik untuk menekuni ilmu kimia yang berhubungan dengan penemuan obat baru. Dia pengen bisa dapat nobel karena dapat membuat batu filsuf, batu legenda yang ada dicerita J.K Rowling di bukunya yang membuatnya terkenal, Harry Potter and Philosopher‘s Stone. Dia juga pernah baca tentang batu filsuf di buku Sang Alkemis karya Paulo Coelho. Endro terpesona akan kehebatan batu filsuf dan percaya bahwa cita-cita tersebut bisa mendekatkan dirinya pada kenyataan bahwa batu filsuf tersebut memang mungkin untuk dibuat.

Selain itu, Endro juga sangat dekat dengan Om-nya, Om Sam yang jadi peneliti freelance di Jogja. Pekerjaan Om-nya tersebut adalah membuat senyawa obat baru dan hidup dari paten senyawa tersebut serta dari menulis, baik artikel ilmiah populer maupun fiksi yang dimuat di koran lokal dan nasional. Pria lajang yang memiliki nama lengkap Samuel Hudoyo itu menyarankan Endro untuk kuliah di farmasi jika memang suka kimia dan pengen berkarir di bidang kesehatan seperti Eyangnya yang seorang mantri suntik. Om Sam tahu kalau Endro sangat kagum pada Eyangnya yang bijak dan sering ngedongengin kisah Mahabharata dan Bharatayudha saat Endro kecil. Eyangnya pula yang memberi nama Endro, diambil dari Bathara Indra, dewa hujan dalam kisah Mahabharata dan Bharatayudha. Maksudnya supaya Endro dapat menjadi seperti hujan yang berguna bagi setiap umat manusia dan makhluk hidup tanpa membeda-bedakan, yang terkadang dinantikan karena lama tidak menetes ke bumi.
Dan, jadilah Endro kuliah di Fakultas Farmasi USD setelah melewati tahap seleksi yang ketat dan serangkaian acara orientasi yang menyenangkan. Endro tinggal di Jogja di rumah Om Sam, di dusun Stan, sebuah dusun kecil yang asri di sebelah timur USD. Endro sendiri berasal dari sebuah desa sebelah Lapangan Udara Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur.

Sabtu malam pada minggu pertama Endro kuliah, dia diajak Om Sam untuk main billiard di Q-Club, sebuah pool sport lounge di jalan Magelang. Inilah salah satu hal yang membuat Endro sayang dan dekat ama Om Sam. Meskipun pekerjaannya berkutat di buku-buku tebal dan laboratorium serta internet, Om Sam adalah seorang peneliti yang bisa diajak gaul.

“Gimana perasaanmu setelah kuliah satu minggu En?” tanya Om Sam setelah melakukan break untuk nine ball game di game pertama. Bola nomor 2 dan 5 masuk.

“Asyik Om, di angkatanku yang jumlahnya 130 orang cowoknya hanya 22. Bayangkan Om! Itu kan, perbandingan cowok dengan cewek hampir 1:6. Belum lagi kalau itu dihitung dengan kakak angkatan dan adik angkatan yang akan datang nanti,” jawab Endro.

“Wah ketat juga persaingan cewek-cewek itu kalau mau dapetin dirimu,” komentar Om Sam sembari melakukan pukulan kedua. “Wah gak ada yang masuk!”

“Ha..ha..ha…,” Endro tertawa lepas. “Gak juga lah Om. Yang jelas seleksi alam pasti berlangsung di awal. Ya nggak Om?”. Endro melepas pukulan pertamanya ke bola nomor 1 dan bola tersebut bergulir masuk di sudut kiri meja.

“Maksudmu?”

“Jelas mereka maupun aku akan cenderung memilih yang seide,” jelas Endro sambil memasukkan bola nomor 3 dan nomor 7 sekaligus. Lucky shot.

“Oh ya! Pasti itu. Kalau dalam kimia, itu dinamakan like dissolved like.”

Sembari mengincar bola nomor 4 yang segaris dengan bola nomor 9, Endro bertanya, “Apa maksudnya Om?” Endro mencoba memasukan bola sembilan sekaligus, “Wah! Dua-duanya gak masuk!”

“Salah sendiri kau serakah, pengen langsung menang. Selangkah demi selangkah dongI Biasanya keberuntungan gak datang berurutan. Oh ya, like dissolved like itu konsep tentang kelarutan. Biasanya senyawa yang polar akan larut pada pelarut yang bersifat polar juga, dan senyawa yang non polar akan larut di pelarut yang non polar. Jadi yang memiliki persamaan-persamaan akan cenderung berkumpul dan berinteraksi sehingga peluang mereka untuk jadian lebih besar daripada yang tidak satu komunitas,” terang Om Sam panjang lebar setelah memasukkan bola nomor 4. Om Sam sekarang mengincar bola nomor 6.

“Jadi aku gak bisa dong dapetin cewek yang beda komunitas, beda ide. Kalau aku jatuh cinta, terus gimana?” tanya Endro. Bola nomor 6 dimasukkan oleh Om Sam.

“Oh gak masalah! Sekarang tinggal bagaimana dirimu memposisikan diri. Cobalah jadi emulgator atau suspending agent!” tukas Om Sam sambil mengincar bola nomor 8.

“Apa itu?”

“Emulgator adalah suatu zat atau senyawa yang mampu mencampur dua cairan yang tidak saling campur. Hal ini karena bagian tertentu dari emulgator dapat larut di cairan satu dan bagiannya lainnya dapat larut di cairan satunya lagi. Sedangkan suspending agent adalah zat atau senyawa yang mampu mencampur suatu senyawa, misal senyawa A dengan suatu cairan pelarut yang tidak dapat melarutkan senyawa tersebut, sebut saja pelarut B . Hal ini karena bagian tertentu dari suspending agent dapat melarutkan senyawa A sedangkan bagian lain suspending agent dapat larut dalam cairan B. Baik emulgator maupun suspending agent merupakan surfaktan, singkatan dari surface active agent, yaitu senyawa yang mampu mengurangi tegangan permukaan. Tegangan permukaan merupakan tegangan di daerah pertemuan antar senyawa yang tidak saling campur akibat perbedaan karakter.” sembari memasukkan bola nomor 8 dan mengincar bola nomor 9.

“Jadi maksudnya, saya bisa melebur di komunitas yang berbeda-beda karena saya memiliki beberapa persamaan-persamaan tertentu dengan komunitas yang berbeda-beda,” Endro mencoba menyimpulkan.

“Benar sekali! Gak salah kalau kamu jadi keponakan Om,” tukas Om Sam. “Mau lanjut?” tawar Om Sam setelah berhasil memasukkan bola nomor 9. Satu kosong untuk Om Sam

“Okay deh Om. Tapi aku haus nih. Om, tequila dong Om,” rajuk Endro.

“Gak! Anak baru kuliah satu minggu udah mau sok-sokan. Pesan soft drink aja!” Om Sam menukas sembari mempersiapkan diri untuk melakukan break.

“Yaah.. Om!” Endro sedikit kecewa. Kemudian Endro memanggil waitress dan memesan dua gelas cola dingin. “Eh Om, aku terus terang masih heran. Om itu udah mapan, udah punya penghasilan sendiri, kok belum nikah? Aku juga bingung, kok di meja yang di ruang kerja Om ada banyak foto cewek sih?” tanya Endro, “Dan aku juga sering dapat telpon yang nyariin Om, dari cewek-cewek, dari Shinta, Rini, Irma, Rima, Mira, Santi, Eka atau ah…siapa sih ? Habis banyak sih!”

Om Sam menunda melakukan break ketika mendengar pertanyaan menyelidik dari keponakannya yang tercinta. Hening sejenak dan lalu Om Sam tersenyum simpul sambil mengerling nakal, “Ah kau En, mau tahu aja”. Lalu Om Sam melakukan break dan memasukkan bola nomor 3 dan nomor 7.

“Begini, kau tahu kan kalau Om Sam masih lajang. Hal ini karena Om Sam memang memilih untuk melajang. Mengapa? Kalau sudah menikah, berarti Om mengikatkan diri secara kovalen. Ikatan tersebut dalam ilmu kimia merupakan ikatan dengan kekuatan yang terkuat. Nah, Om masih belum siap terikat seperti itu. Andai Om terikat seperti itu, bisa kau bayangkan, Om tidak lagi sereaktif sekarang. Gak bisa seaktif sekarang dan mungkin tidak lagi seproduktif sekarang. Hal ini karena ketika terjadi ikatan kovalen, maka stabilitas akan terjadi, maksudnya Om akan merasa nyaman, aman dan tenteram sehingga seperti tidak punya target lagi,” Om Sam menjelaskan panjang lebar sembari memasukkan bola nomor 1 dan nomor 2 berturut-turut.

“Wah Om, tapi aku heran, Om kan gak pernah tampil dengan wah. Sorry lho Om, En rasa Om itu gak ganteng-ganteng amat, tapi juga gak jelek-jelek amat. Kok Om bisa dengan santainya dikelilingi dan dicari-cari cewek-cewek. Aku kok gak bisa gitu ya Om ya? Aku tuh belum pernah pacaran sampai sekarang.” Endro bertanya dan bercerita sambil mengamati Om Sam gagal memasukkan bola nomor 4 yang berhenti tepat di dekat bola nomor 9 di sekitar hole sudut kiri jauh.

Mendengar itu, Om Sam tidak bisa lagi menahan tawanya, “Hua..ha..ha..ha..! Kau itu. Emang kau udah pengen menebar pesona? Asal jangan tepe-tepe aja. Tebar pesona, tuai penderitaan. Kau tahu kan bahasa Inggrisnya kimia adalah chemistry? Kalau kita uraikan suku katanya jadi: Chem is try. Kimia adalah mencoba. Sebelum kau belajar banyak, ada baiknya kau mencoba, sehingga setidaknya kau akan tahu cara apa yang sekiranya mendekati benar atau salah sama sekali. Dan yang jelas: Sudah siap mental untuk gagal karena pernah dan mungkin sering gagal dalam usaha untuk mencoba. Maksudnya dalam menebar pesona kalau kau ditolak, ya udah siap dan gak jadi depresi.”

Endro mendengarkan sungguh-sungguh sambil konsentrasi untuk membidik bola nomor 4 sembari mencoba keberuntungan untuk memasukkan bola nomor 9 sekaligus. “Berarti karena pengalaman saja Om bisa jadi rebutan seperti itu?” tanya Endro lagi. Endro melakukan shoot dan bola nomor 9 pun bergulir masuk ke hole. “Yes!” sorak Endro.

“Hebat kamu En! Udahan yuk? Kita istirahat dulu, habisin cola dingin sembari cuci mata, liat-liat cewek yang baru pada datang. Udah ramai nih club-nya,” Om Sam memuji dan menyerah kalah di game ke-2. Satu-satu.

“Okay deh Om. Tapi Om tadi belum menjawab pertanyaanku!” tuntut Endro.

“Oh itu. Terus terang hobi Om memang mencoba. Setelah berulangkali mencoba dan gagal. Om pun merasa semakin matang dan seiring dengan pengetahuan Om di kimia meningkat, Om sering menggunakan teori dan konsep kimia guna melakukan pendekatan dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, terutama masalah cinta. Kimia dan cinta.”

“Keren kali Om! Kimia dan cinta. Kapan aku bisa belajar dari Om?”

“Hush! Ingat esensi tadi, kimia adalah mencoba! Coba aja terus sembari belajar dan kalau mau tanya ke Om, tanya aja, nanti kita diskusikan. Dan aku yakin, suatu saat nanti bukan kau yang mengatakan aku cinta padamu kepada wanita yang kepadanya kau jatuh cinta, melainkan dia yang akan berkata padamu, “En, aku mencintaimu!” Dan aku juga yakin, suatu saat nanti kalau kau bisa menemukan esensi kimia, kau akan bisa selaras dengan harmoni alam semesta, karena kau bisa menguasai bahasa buana.”

“Wah….. asyik dong” ujar Endro.

“Udah? Yuk pulang! Kapan kau akan belajar bahasa buana kalau kita disini terus?” ajak Om Sam.

Lalu Om Sam dan Endro meninggalkan Q-Club. Mereka menikmati suasana malam Jogja dari dalam mobil starlet putih metalik dengan bernomor AB 7000 A. Sesampainya di rumah Om Sam, Endro langsung masuk tempat tidur dan berbaring bersiap-siap tidur sementara, seperti biasa, Om Sam langsung berkutat dibalik notebook Toshiba miliknya.
Malam pun berlalu dengan pelan. Dalam mimpinya, Endro mendengar suara lembut seorang wanita berbisik, “En, aku mencintaimu!”

Yogyakarta, 2004

Kekasihku

dalam malam-malam kelam
di saat bulan bersinar temaram
engkau selalu ada di sisiku
dalam diri dan dalam halusinasi
saat itu,
kau nyalakan api dalam jiwaku
menggelora membakar relung hati yang beku dan kesepian
memberi arti dalam setiap langkahku
melenyapkan asa, harapan, dan cita-cita
menghancurkan belenggu bayang-bayang cinta
karena engkaulah asa, harapan, cita-cita dan cinta itu sendiri

kekasihku,
saat fajar merekah hingga senja menerpa langit
engkau selalu ada di kalbuku
dalam arti dan hari-hari
saat itu,
kau menjelma jadi awan mungil yang menaungiku dan memayungiku
memberi kedamaian dan sukacita
mencipta ruang untuk sedikit merasakan kesejukan dalam hatiku
dan,
ketika matahari tertutup awan hitam
sinarnya tidak menyentuh bumi
kekasihku,
engkau adalah cahaya lembut yang menuntunku
membawaku terbang melayang ke atas awan
bersama kita bermandikan cahaya disana
menanti bumi bercahaya lagi

kekasihku,
engkau adalah kekasihku
namun aku tidak berharap menjadi kekasihmu
biar cinta ini untukmu seutuhnya
dan seutuhnya juga untuk DIA dan MEREKA
dan DUNIA akan penuh cahaya cinta kita

kekasihku,
engkau adalah kekasihku
namun aku berusaha untuk tidak berharap menjadi kekasihmu
datanglah, jika engkau ingin menemaniku
cintailah aku, jika engkau mencintaiku
dan kita akan merenda jalinan cinta indah ini
menjadi sebuah karya AGUNG dan MULIA
namun,
pergilah, jika engkau ingin pergi
dan bencilah aku, jika aku benalu dalam hidupmu
aku mohon jangan paksakan dirimu untuk mencintaiku
karena aku ini, hanya ini, kadang kurang dan kadang lebih
dan aku mencintaimu kekasihku, saat ini, nanti, dan selalu ada untuk dirimu
semoga cintaku padamu, pada DIA, dan pada MEREKA lebih lama dari selamanya

yogyakarta, 20 April 2000

Kecupan

Waisak 2006:

"Saat semua berakhir,
ingin rasanya kukembalikan setiap kecupan
yang pernah kauberikan padaku,
sehingga meski berakhir,
tidak akan pernah ada akhir itu"

Masih terasa kecupan hangat
yang sebentar mampir di bibirku
Sembilan hari yang lalu
Hari kehari tak dapat dipungkiri
Sepi dan rindu memang mendera

Namun seiring waktu semakin kusadari
Matahari masih bersinar
Rembulan semalam, purnama genit menggoda
Sepertinya nanti malam masih
dan masih untuk setiap putaran waktu tertentu

It is not the end of the world yet
Life must go on

Ich liebe dich, Sieben
Though your not mine, and I am not yours, anymore

Thanks and
Enjoy every breath you take
Every step you make

Yogyakarta, 13 Mei 2006

Friday, May 05, 2006

Kenangan Terindah

Aku yang lemah tanpamu, aku yang rentan karena cinta yang............................... (Samsons, 2006)

Merana aku mendengar setiap kata yang terucap dari Bam, vokalis Samsons, saat ia menyanyikan lagu Kenangan Terindah.

Sesaat lagi matahari pasti terbit, merapi masih membuat jantung semakin cepat berdetak
siap untuk berhenti setiap saat,
nanti malam bulan dan bintang pasti bersinergi menyinari bumi dengan jemari cahayanya, meski kadang tersaput awan

So, life must go on, musn't it?

Kemarin, aku masak mie goreng dan makan pagi bersama teman-teman di kampus, seru. Dan yang ada dalam benakku adalah sms yang mengingatkan untuk makan setiap Jum'at menjelang siang. Dan melihatmu di depan sekretariat ..........................

Namun, takkan mudah bagiku meninggalkan jejak hidupmu yang tlah terukir abadi sebagai kenangan yang terindah ............... (Samsons, 2006)